merdeka belajar | merdeka mengajar

09 Oktober 2023

Program Literasi dan Numerasi untuk Guru dan Pengasa

 Bogor P4TK Penjas, 2-5 Oktober 2023



Isu rendahnya literasi siswa di negara kita masih menjadi topik yang terus dibicarakan. Data yang dikeluarkan berdasarkan Programme for International Student Assessment (PISA) yang diinisiasi oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) belum mencapai hasil yang menggembirakan. Berdasarkan hasil penilaian tersebut posisi Indonesia untuk membaca, sains dan matematika berada pada posisi nyaris paling akhir di antara 70 an negara yang terlibat.

Pada tahun 2021, Pusat Penelitian Kebijakan Kemendikbudristek mengeluarkan risalah kebijakan menanggapi rendahnya perolehan skor PISA . Dalam risalah tersebut dinyatakan bahwa kemampuan literasi dasar siswa dipengaruhi oleh 3 variabel, yaitu rasa senang membaca siswa, strategi metakognisi membaca, dan iklim kedisiplinan kelas. Hasil temuan lainnya adalah bahwa praktik pembelajaran yang dilakukan guru mempengaruhi minat siswa. Berdasarakan hasil temuan tersebut, guru perlu menindaklanjuti dengan mencari strategi yang paling tepat untuk meningkatkan minat siswa dalam membaca. Guru tidak hanya membekali dirinya dengan pengetahuan dan keterampilan substantif atau bidang keahlian saja, namun juga pengetahuan dan keterampilan dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan cara yang kreatif, variatif serta membangun daya nalar siswa dibutuhkan. Hal ini sejalan dengan tugas dari profesi guru yang tertuang dalam perdirjen no 2626/B/HK.04.01/2023 tentang model kompetensi di antaranya menyatakan bahwa guru mampu mengelola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran dan mampu menggunakan konten pembelajaran dan cara mengajarkannya.

Pernyataan Alvin Toffler yang dikenal sebagai futurolog, jurnalis, sekaligus penulis dengan jelas menyiratkan bahwa kompetensi literasi menjadi bekal penting dalam menghadapi perubahan yang terjadi di dunia. Fenomena ledakan informasi yang terjadi saat ini membutuhkan kemampuan literasi. Menurut American Library Association (ALA) “information literacy is a set of abilities requiring individuals to “recognize when information is needed and have the ability to locate, evaluate, and use effective needed information”. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa “literasi informasi adalah sebuah rangkaian kemampuan yang menuntut seseorang untuk mengolah informasi yang dibutuhkan, kemampuan untuk menempatkan, mengevaluasi dan memanfaatkan informasi tersebut dengan efektif”. Konstelasi dunia internasional, di mana Indonesia relatif stagnan pada peringkat Programme for International Student Assessment (PISA). Peringkat nilai PISA Indonesia berdasarkan survei tahun 2018 yakni untuk Membaca (peringkat 72 dari 77 negara) memaksa dunia pendidikan di Indonesia harus membuat perubahan paradigma tentang belajar: literasi menjadi bekal belajar siswa untuk memenuhi perubahan dan tuntutan kompetensi abad 21.

Guru sebagai garda terdepan dalam pendidikan mau tidak mau menjadi faktor penting dalam membekali kemampuan literasi bagi siswanya. Untuk itu, pembekalan kemampuan literasi bagi guru menjadi program yang dikembangkan oleh Balai Guru Penggerak provinsi Banten. Upaya peningkatan kompetensi literasi guru salah satunya dengan pengembangan bahan ajar/modul ajar pelatihan Peningkatan Kompetensi Penerapan Instruksional Literasi Dan Numerasi (Rapi Serasi).

Share:

0 comments:

Posting Komentar

Translate

Online User

User Online

Total Tayangan Halaman

Support